Thursday, August 17, 2017

SARJANA KOK CUMA JADI IBU RUMAH TANGGA?

Pernah Gak Mendengar Kata-kata seperti ini "SARJANA KOK CUMA JADI IBU RUMAH TANGGA?
Yups, Benar sekali jika Hingga kini masih banyak yang bilang menunda-nunda nikah dengan alasan, nikah jadi penghambat mimpi para wanita. Sehingga, tak jarang muncul komentar, "Siapa suruh nikah dulu, jadi nggak bisa kerja, nggak bisa ngelanjutin kuliah, cuma jadi ibu rumah tangga padahal sudah sarjana."
Apakah salah perempuan dengan pendidikan yang tinggi pada akhirnya memilih fulltime jadi ibu rumah tangga?.
Menurut saya tidak. Yang membuatnya merasa tabu adalah konsep pendidikan formal yang selama ini belum diresapi dengan bijak. Pendidikan tinggi identik dengan karir yang elite. Padahal kuliah adalah satu cara menuntut ilmu guna menunjang tugas-tugas besar di masa depan. Bukan sekedar demi profesi, tapi menjadi ibu yang menginspirasi. TIDAK HANYA MENCETAK PRESTASI, TAPI JUGA MENCETAK HEBATNYA GENERASI.
Menjadi ibu adalah tugas yang yak bisa diremehkan. Itulah kenapa Islam sangat memuliakan posisi ibu sedemikian tinggi.
Ada cerita, seorang lelaki dengan tulus menggendong ibunya yang lumpuh. Ia memandikan, menyuapi makan, menyucikan dari hadas. Ia ikhlas melakukan itu semua demi bakti seorang anak kepada ibunya. Entah apa yang membuat pemuda itu bertanya kepada Umar bin Khattab dengan pertanyaan seperti ini, "Apakah pengabdianku sudah cukup untuk membalas budi ibuku?"
Jawaban dari Umar sangat mengejutkan, "Tidak, tidak cukup! Karena kau melakukan semua itu sembari menunggu kematiannya. Sementara ibumu, merawatmu sembari mengharap kehidupanmu.
Ayah dan Bunda. Dua manusia keramat yang sangat dimuliakan oleh Allah. Bahkan tak jarang bakti kepada kedua orang tua ditempatkan usai perintah ibadah kepada Allah.
Ibu merupakan manusia keramat yang sangat dimuliakan-Nya. Budi dan kasihnnya tak akan pernah terbalas. Doa seorang ibu adalah kalimat sakti bagi anak-anaknya. Ya benar, doa orangtua tak boleh terabai. Tatkala kau mencium tangan ibu lantas kau ucapkan permintaan," Bu, doakan aku agar segera meraih hajatku." Lalu ibumu mengelus kepalamu sambil mengucapkan doa," Iya, nak. Ibu doa kan semoga hajat baikmu segera terwujud." Yakinlah malaikat-malaikat akan berbondong mempersiapkan diri, semesta pun mempersiapkan diri. Mereka siap menerima perintah Tuhan untuk mendekatkanmu pada suksesmu.
Masihkah kau meremehkan tugas agung itu? Tak inginkah kau menduduki posisi istimewa itu? Menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan yang harus dihormati. Ia tak kalah mulia dibanding para pekerja. Tak kalah hebat dibanding wanita karir.
Ahmad Rifa'i Rif'an (The Perfect Muslimah, hal. 125)
"Untuk Para Ibu Rumah Tangga Kalian Hebat"

No comments:

Post a Comment